MATERI HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN IMPEDASI DAN KUAT ARUS PADA LISTRIK BOLAK BALIK
MATERI HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN IMPEDASI DAN KUAT ARUS PADA LISTRIK BOLAK BALIK
MATERI HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN IMPEDASI DAN KUAT ARUS PADA LISTRIK BOLAK BALIK
Mengamati arus bolak-balik
Apabila suatu rangkaian arus bolak-balik diamati dengan
alat ukur listrik amperemeter DC
dan osiloskop dengan pemasangan seperti gambar maka
dapat kita lihat pada kedua alat ukur
sebagai berikut :
► Pada
Amperemeter DC, jarumnya tetap menunjukkan angka nol artinya alat ini tidak
dapat menunjukkan nilai arus yang mengalir karena arah arus berubah-ubah.
► Pada
Osiloskop, layarnya menunjukkan gambar grafik sinusoidal. Bila lebih lanjut
kita amati garis-garis skala pada layer osiloskop itu, maka dapat terlihat pula
nilai tegangan maksimum dan frekuensi arus / tegangan bolak-balik tersebut.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan
bahwa arus / tegangan bolak-balik adalah arus
/ tegangan yang nilainya selalu berubah-ubah
terhadap waktu secara periodik. Nilai arus /
tegangan berubah dari nilai nol sampai dengan nilai
maksimum.
Disebut arus / tegangan bolak-balik karena arus ini
mengalir bolak-balik setiap selang waktu
tertentu sesuai dengan frekuensi sumbernya. Apabila
frekuensi sumbernya
50 Hz maka berarti arah arus setiap detik berubah
50 kali.
1.2. Arah dan tegangan
sinusoidal
Sumber arus bolak balik adalah generator AC, yang dapat menghasilkan ggl induksi dan berprinsip pada hukum Faraday serta grafiknya berupa fungsi sinusoida yaitu sebagai berikut
Besar tegangan/arus sesaat dinyatakan :
V = Vmaks
. sin ωt
I =
I maks . sin ωt
Persamaan tersebut merupakan fungsi sinus seperti pada
grafik, oleh karena itu ggl induksinya disebut ggl sinusoidal atau arus dan
tegangan sinusoidal.
harga sin ωt disebut sudut
fase.
1.3 Nilai Efektif dan
nilai Maksimum
a.
Nilai maksimum dan frekuensi
Dengan osiloskop dapat diamati nilai maksimum arus
/ tegangan dan frekuensinya, yang tergambar dalam bentuk garis cahaya ( trace )
pada layarnya.
Gambar di atas menunjukkan tampilan layar
osiloskop. Garis skala vertical adalah garis skala untuk tegangan dan garis
skala horizontal untuk skala waktu.
Misalkan untuk skala tegangan diatur 2 volt/garis skala dan skala waktu
diatur 5 mili detik/garis skala. Kemudian “test head” osiloskop disentuhkan
pada rangkaian arus bolak-balik secara parallel dan nampak pada layar grafik
sinusoidal seperti pada gambar diatas.
b. Nilai
efektif
Yang dimaksud nilai efektif arus / tegangan bolak-balik adalah kuat arus /
tegangan yang dianggap setara dengan arus / tegangan searah yang menghasilkan
jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu penghantar dalam waktu yang sama. Hubungan arus / tegangan efektif dengan arus / tegangan maksimum dinyatakan
dengan persamaan :
Veff =
0.707 V maks
I eff = 0.707 I maks
Dengan :
I ef = arus efektif ( ampere )
I m = arus maksimum ( ampere )
V ef = tegangan efektif ( volt )
V m = tegangan maksimum ( volt )
2. Macam-macam beban dalam rangkaian AC
Yang dimaksud dengan diagram Fasor (diagram vector) yaitu vector
yang dapat berputar
dengan arah berlawanan jarum jam.
2.1. Resistor dalam rangkaian AC:
Jika sebuah resistor (hambatan) dilalui arus bolak-balik, maka tegangan dan
arusnya dikatakan sefase, sehingga secara vector berimpit.
Rangkaian Resistor Kurva V
dan I Diagram
Fasor
Hukum Ohm pada beban ini menjadi :
V = I . R
V = Vmaks . sin ωt
I = I maks . sin ωt
V sefase dengan i
Ket : V = potensial listrik
(V)
I = kuat arus listrik (A)
R = hambatan (Ω)
2.2. Induktor dalam rangkaian listrik AC
2.2. Induktor dalam rangkaian listrik AC
Jika sebuah induktor dilalui arus
bolak-balik, maka fase tegangan akan mendahului 90o
terhadap arusnya
(leading), sehingga diagram fasor dan kurvanya ditunjukkan seperti gambar
dibawah ini :
Rangkaian Induktor Kurva VL dan
I Diagram fasor
► V = Vm
. sin ωt
► i = im . sin ( ωt – 900
)
► V mendahului i dengan beda fase
900
Hukum Ohm pada rangkaian
ini menjadi : V = I.XL sedang
XL = 2πf.L
dimana : XL =
reaktansi induktif (Ω)
L = Induktansi (Henry)
f = frekuensi (Hz)
L = Induktansi (Henry)
f = frekuensi (Hz)
2.3. Kapasitor
dalam rangkaian listrik AC
Jika sebuah
kapasitor dilalui arus bolak-balik, maka fase tegangan akan
tertinggal 90o terhadap arusnya (lagging), sehingga diagram fasor dan kurvanya adalah
seperti dibawah
tertinggal 90o terhadap arusnya (lagging), sehingga diagram fasor dan kurvanya adalah
seperti dibawah
Rangkaian kapasitor (C)
Kurva VC dan I Diagram fasor
Hukum Ohm pada rangkaian ini menjadi : V = I Xc
Hukum Ohm pada rangkaian ini menjadi : V = I Xc
► V = Vm . sin ωt
► i = im . sin ( ωt + 900
)
3.
Perumusan impedansi RLC seri
Dalam
rangkaian AC jarang kita jumpai adanya beban murni, biasanya merupakan
kombinasi dari beberapa beban, sehingga kita mengenal pengertian impedansi rangkaian
(Z) yang merupakan beban gabungan tadi, dengan begitu kita juga mengenal
factor daya yang besarnya :
Cos θ = R / Z dimana : Cos
θ = factor daya
R = hambatan (ohm)
Z = impedansi (ohm)
3.1. Rangkaian seri R-L :
Pada gambar dibawah
ini menunjukkan sebuah hambatan murni R dirangkai
seri dengan inductor
L dihubungkan pada listrik AC.
Dalam rangkaian ini
diketahui bahwa :
► arus i sefase dengan tegangan VR
► arus i ketinggalan 900
oleh tegangan V
Kurva Seri VR , VL thd I Diagram Fasor
Kurva Seri VR , VL thd I Diagram Fasor
Impedansi
Z = V / I
Faktor Daya (Cos θ ) = R/Z =VR/V
Faktor Daya (Cos θ ) = R/Z =VR/V
3.2. Rangkaian
seri R-C :
Suatu
hambatan murni yang dirangkai seri dengan kapasitor yang mempunyai
kapasitas C dihubungkan dengan tegangan AC.
Dalam rangkaian ini diketahui bahwa :
► arus i sefase dengan tegangan VR
► arus i mendahului 900
terhadap tegangan VC
Kurva Seri VR , VC thd I
Diagram Fasor
Impedansi
Z = V / I
Faktor Daya (Cos θ ) = R/Z =VR/V
Komentar
Posting Komentar